Powered By Blogger

Kamis, 27 Oktober 2011

Kesaksian Tara Pradipta Laksmi Berubah-rubah

Sebelumnya, Ketua Majelis Hakim mengatakan bahwa saksi sudah pernah bersumpah di muka persidangan pada persidangani terdahulu dan sumpah tersebut masih mengikat sampai persidangan ini dan apabila ada keterangan saksi yang bertentangan dengan keterangan saksi pada persidangan yang terdahulu, maka yang dipakai adalah keterangan saksi pada saat ini.

Tara Pradipta Laksmi Ditanami Ingatan Palsu


Wijarningsih, Ria, dan Tara Pradipta Laksmi musti diperiksa psikiater independen. Indonesia memiliki banyak psikolog yang kompeten memeriksa kondisi psikis mereka. Aneh tapi nyata. Wijarningsih masih memandikan Tara hingga usia 19 tahun. Bahkan, ia tak segan memandikan Ria (tante Tara). Mereka semua sakit. Ironisnya, penyakit mereka diperparah oleh ulah Muhammad Djumaat Abrory Djabbar.

Tara Pradipta Laksmi Ternyata Masih Perawan Ting Ting


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil visum Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dari Tara Pradipta, pelapor tindak pelecehan seksual oleh Anand Krishna yang ditandatangani oleh dr Abd Nun’im Idris menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan seksual dan persetubuhan. Visum bahkan menyebut selaput dara pun masih utuh.

Tara Pradipta Laksmi Mempunyai Motif Terselubung


JAKARTA – Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan guru spiritual Anand Krishna terus bergulir. Kali ini giliran kubu Anand mengecam laporan Tara Pradipta Laksmi (19) ke polisi. Mereka mencurigai, Tara memiliki motif tertentu karena dengan sengaja menampilkan wajahnya di depan publik bahkan sama sekali tidak tertekan mempublikasikan kasus asusila yang menimpanya.
’’Kami yakin ada motif tertentu. Identitas korban seharusnya tidak boleh ditunjukkan ke media. Kok malah diajak talk show di televisi. Ada apa ini?” kritik kuasa hukum Anand, Darwin Aritonang, di gedung Dewan Pers Jakarta kemarin (20/2).

Tara Pradipta Laksmi Korban Hasutan Muhammad Djumaat Abrory Djabbar


Jakarta, CyberNews. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 10 Agustus 2011, Saksi JPU Marta Berliana Tobing SH, Dian Maya Sari kembali mangkir untuk ke empat kalinya. Kali ini, Dian Maya Sari memberikan surat keterangan sakit. Untuk mempercepat proses peradilan yang sudah memakan waktu hampir 1 tahun ini, Kuasa Hukum tokoh spiritualis lintas agama tersebut mendatangkan 2 orang saksi dari Komunitas Pecinta Anand Ashram (KPAA), yakni Ir. M. Yudanegara dan Norma L Tanoko.

Tara Pradipta Laksmi Suka Mengarang Cerita Dalam Kesaksiannya


Majelis Hakim, Albertina Ho kembali melanjutkan sidang kasus Anand Krishna pada Rabu (5/10). Agendanya meninjau lokasi yang disebut-sebut sebagai dugaan tempat kejadian perkara di Ciawi, Jawa Barat. Peninjauan ini menambah serentetan kejanggalan baru. Banyak keterangan para saksi justru bertentangan dengan yang telah mereka berikan sendiri di ruang persidangan yang mulia maupun kepada polisi seperti tertulis dalam BAP (Berita Acara Pemberitaan).

Alat Bukti Dari Tara Pradipta Laksmi Di Tolak Oleh Majelis Hakim


Selama berbulan-bulan pihak Tara Pradipta Laksmi membombadir media massa dengan pernyataan-pernyataan fiktif. Mereka mengaku memiliki alat bukti video yang dianggap sangat kuat untuk menjerat Anand Krishna.
Namun sebaliknya Dwi Ria Latifa, salah seorang kuasa hukum Anand menjelaskan di luar ruangan sidang utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Rabu (21/9) mengatakan, “Ternyata rekaman video yang dimaksud adalah hasil cut-and-paste. Entah diambil oleh siapa dan anehnya bisa dijadikan barang bukti oleh pihak kepolisian maupun JPU Martha Berliana Tobing. Padahal jelas-jelas di dalam video itu klien kami tidak ada, bahkan pelapor Tara Pradipta Laksmi pun tidak terlihat.”

Tara Pradipta Laksmi Gemar Gonta Ganti Penasehat Hukum


Salah satu kuasa hukum Anand Krishna, Darwin Aritonang, merasa aneh ketika tiba-tiba Tara Pradipta Laksmi di dampingi oleh pengacara baru.
“Berarti semenjak kasus ini muncul di media di bulan Februari 2010 – Tara Pradipta Laksmi sudah mengganti kuasa hukum sebanyak 3 kali. Awalnya, Sdr. Agung Matauch dan rekan-rekannya, bersama Agung Matauch ini Tara dan teman-temannya melakukan sejumlah roadshow untuk menjatuhkan Anand Krishna”.